Jumat, 28 Maret 2014

PENERAPAN PENDEKATAN INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 X KOTO SINGKARAK

PENERAPAN PENDEKATAN INVESTIGASI  UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII
SMPN 2 X KOTO SINGKARAK

Oleh:

Riki Sasmi Gusrianto1, Desmita2, Isra Nurmai Yenti1

1Program Studi Tadris Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar,
2Program studi Bimbingan Konseling Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar
Korespondensi: Jl. Sudirman No.137 Kubu Rajo Lima Kaum Batusangkar 27213

ABSTRAK
                 Penelitian ini didasari oleh permasalahan yang ada di kelas VIII SMPN 2 X Koto Singkarak, dengan masalahnya yaitu kemampuan penalaran belum menjadi perhatian utama dalam pembelajaran matematika, kemampuan penalaran matematika siswa masih rendah, hasil belajar siswa masih rendah serta siswa kurang memaknai pembelajaran yang dilakukan serta siswa tidak bisa menggali pemahamannya sendiri. Solusi yang dilakukan adalah menggunakan cara yang mampu mengembangkan kemampuan penalaran matematika siswa yaitu mengunakan pendekatan investigasi. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan rancangan penelitian The One Shot Case Study. Tujuan penelitian ini yaitu 1) Mengetahui kemampuan penalaran matematika siswa laki-laki kelas VIII setelah penerapan pendekatan investigasi di SMPN 2 X Koto Singkarak besar dari 70. 2) Mengetahui kemampuan penalaran matematika siswa perempuan kelas VIII setelah penerapan pendekatan investigasi di SMPN 2 X Koto Singkarak besar dari 70. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa kemampuan penalaran matematika siswa besar dari 70.
Kata kunci: Pendekatan investigasi, kemampuan penalaran matematika

This research is constituted by about problem which is at SMPN VIII class 2 X Koto Singkarak, with its problem which is reasoning ability haven't become main attention in mathematics learning, mathematicses reasoning ability student be still contemn, students learned result still to contemn and understand  reducing student learning that is done and student can't dig up its own grasp.   Solution that is done is utilize to make the point that can develop mathematics reasoning ability student which is utilize approaching investigation . This research constitute research pre experiment with observational design The One Shot Case Study . To the effect this research which is 1) Knowing mathematics reasoning ability class male student VIII approaching implemented afters investigation  at SMPN 2 X Koto Singkarak outgrows of 70. 2 ) Know mathematics reasoning abilities class female students VIII approaching implemented afterses investigation  at SMPN 2 X Koto Singkarak outgrows of 70. Base observational result to be gotten that information mathematicses reasoning ability student outgrow of 70.
Key word : Approaching investigation , mathematicses reasoning ability

PENDAHULUAN

Matematika sebagai suatu bagian dari ilmu eksakta merupakan pelajaran wajib yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Matematika merupakan bahasa simbolis yang fungsinya praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan antara suatu konsep dengan konsep lainnya. Selain berupa bahasa simbolis, matematika juga bersifat abstrak.
Melihat kriteria pembelajaran matematika tersebut, maka ada beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa. Dalam NCTM dijelaskan bahwa ada lima kemampuan dasar matematika yakni: The next five standards address the procesess of problem solving, reasoning and proof, connections, communication and representation. Kemampuan penalaran matematika merupakan salah satu dari lima kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika yang ditetapkan National Council of Teachers of Mathematics yakni kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan penalaran (reasoning), kemampuan koneksi (connections), kemampuan komunikasi (communication) dan kemampuan representasi (representation).
Matematika dan kemampuan penalaran memiliki hubungan yang kuat. Hal ini, dijelaskan Depdiknas dalam Fajar mengatakan bahwa “materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar matematika”(Fajar, 2004:3). Ini merupakan gambaran hubungan dari dua hal tersebut, dimana antara matematika dan penalaran memiliki hubungan yang kuat.
Dari hasil observasi dan hasil kerja siswa diketahui bahwa kemampuan penalaran matematika cukup rendah. Siswa belum mampu menyajikan pernyataan dalam bentuk model matematika, belum mampu mengajukan dugaan, belum mampu menemukan pola dan belum mampu menarik kesimpulan dari pernyataan. Siswa juga belum bisa menginterpretasikan  hasil yang sudah diperolehnya ke dalam pernyataan.
Berdasarkan masalah yang ada di lapangan, maka guru harus mencari cara yang dapat mengembangkan kemampuan penalaran matematika siswa salah satunya yaitu mengunakan pendekatan investigasi. Pendekatan investigasi merupakan suatu suatu proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, dan menentukan strategi untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan, yang selanjutnya hasil perolehan tersebut dikomunikasikan dan dibandingkan dengan perolehan siswa lainnya. Pendekatan investigasi menekankan pada permasalahan yang belum terformulasikan dengan jelas sehingga memungkinkan perolehan siswa beragam (divergen).
METODOLOGI PENELITIAN

Pendidikan mempunyai peran yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia.  Pendidikan identik dengan upaya manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan, baik ilmu ekonomi, sosial, budaya, politik dan sebagainya. Dengan ilmu yang diperoleh melalui pendidikan seseorang bisa berpikir secara logis sesuai dengan ide-ide dan gagasan-gagasannya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pra eksperimen. Rancangan penelitian yaitu The One Shot Case Study (Sugiyono, 2007:109). Populasi penelitian adalah siswa kelas SMPN 2 X Koto Singkarak yang terdiri dari dua kelas. Setelah dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata maka sampel dapat dipilih secara acak atau lotting, sehingga diperoleh kelas VIII.2 sebagai kelas sampel.
Prosedur penelitian dibedakan menjadi tiga tahap yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Pada tahap persiapan kegiatan yang dilaksanakan yaitu meninjau sekolah tempat penelitian, mengajukan surat permohonan penelitian, konsultasi dengan guru bidang studi, menetapkan jadwal penelitian, meminta data mentah nilai ujian semester ganjil, menentukan kelas sampel, membuat RPP, membuat kisi-kisi soal tes, dan memvalidasi instrumen.
Pada tahap pelaksanaan, pada kelas sampel diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan investigasi (Setiawan, 2006:10), pendekatan investigasi adalah suatu proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, dan menentukan strategi untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan, yang selanjutnya hasil perolehan tersebut dikomunikasikan dan dibandingkan dengan perolehan siswa lainnya. Pendekatan investigasi menekankan pada permasalahan yang belum terformulasikan dengan jelas sehingga memungkinkan perolehan siswa beragam (divergen). Pembelajarannya dapat dilakukan pada tiga fase yakni 1) Fase membaca,menerjemahkan dan memahami masalah; 2) Fase pemecahan masalah; 3) Fase menjawab dan mengkomunikasikan jawaban. Pada tahap penyelesaian, kelas sampel diberikan tes kemampuan penalaran matematika kemudian hasil tes tersebut diolah serta dianalisis. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan penalaran matematika.
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t (Ronald, 1995:304). Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis hasil tes kemampuan penalaran matematika siswa dengan menerapkan pendekatan investigasi besar dari 70. Sebelum uji hipotesis dengan uji t, dilakukan analisis persyaratan uji berupa uji normalitas dengan bantuan software MINITAB dan uji homogenitas menggunakan uji chi kuadrat.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kemampuan penalaran matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 1 dan uji hipotesis kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Hasil Rata-Rata, Simpangan Baku dan Variansi Kelas  Sampel
Kelas
Laki-laki
71
8
86,23
6,633
80
62
Perempuan
71,69
13
9,8
10,2
93
51

Tabel  2. Hasil Uji Hipotesis Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

Kelas
T
kesimpulan
Laki-laki
71
8
6,633
0,42
0,307
Hipotesis diterima
Perempuan
71,69
13
10,2
1,42

            Tabel 1 memperlihatkan bahwa penalaran matematika siswa laki-laki setelah menerapkan pendekatan investigasi besar dari 70, ini terlihat dari rata-rata hasil tes atau nilai siswa diakhir atau setelah diterapkan pendekatan investigasi besar dari 70 yaitu 71, Dan kemampuan penalaran matematika siswa perempuan setelah menerapkan pendekatan investigasi besar dari 70, ini terlihat dari rata-rata hasil tes atau nilai siswa diakhir atau setelah diterapkan pendekatan investigasi besar dari 70 yaitu 71,69. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh hipotesis penelitian yaitu ta = 0,307 jadi,  t > ta, maka hipotesis penelitian diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematika siswa laki-laki dan perempuan dengan penerapan pendekatan investigasi besar dari 70.
            Adanya temuan ini disebabkan oleh pengaruh penerapan pendekatan investigasi. Interaksi dalam bentuk persentasi secara pribadi membuat siswa lebih aktif dalam memikirkan ide-idenya dalam menyelesaikan suatu persoalan. Dengan adanya sikap percaya diri siswa, saling menghargai dan bekerjasama dalam menghadapi permasalahan akan mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi mereka. Dalam pendekatan investigasi, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Menurut Krismanto, Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa. Kegiatan belajarnya diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru (Krismanto, 2003:7). Setiawan menyatakan penekanan dalam pendekatan investigasi adalah pada permasalahannya yang belum terformulasikan dengan jelas sehingga boleh jadi perolehan siswa beragam (divergen).
Pernyataan diatas dapat terlihat pada jawaban siswa untuk salah satu soal penalaran matematika Perhatikan persegi ABCD pada gambar di samping, tentukan:
a.       Nilai r,
b.      Keliling persegi ABCD,
c.       Luas persegi ABCD


Salah satu jawaban siswa untuk soal tersebut terlihat seperti berikut:

Dari hasil tes kemampuan penalaran matematika siswa tersebut terlihat bahwa dalam beberapa soal tersebut sudah tergambar indikator penalaran matematika. Siswa mampu menggambarkan pernyataan matematika tersebut mampu memberikan alasan dari jawaban yang dipilihnya.
            Penelitian ini memiliki beberapa kendala. Kendala tersebut adalah: 1) Pada awal penelitian, penulis mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan siswa. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa untuk belajar dengan cara seperti ini. Siswa kebanyakan ragu apa yang harus dikerjakannya. 2) Pada awal penelitian, penulis kesulitan mengajak siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan fase-fase pendekatan investigasi karena siswa telah terbiasa menjawab langsung permasalahan yang ada tanpa pertimbangan,  padahal jawaban yang dibuat tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. 3) Ketika pertemuan pertama peneliti kesulitan dalam membagi waktu sehingga tidak semua siswa yang memilki jawaban berbeda dapat mempresentasikan jawabannya. 4) Sebagian siswa terlalu lama dalam memahami permasalahan yang diberikan sehingga menyita banyak waktu. 5) Sebagian siswa kurang atau tidak terbiasa dengan presentasi karena biasanya siswa hanya menerima penjelasan dari guru.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas VIII SMPN 2 X koto Singkarak, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Kemampuan penalaran matematika siswa laki – laki pada penerapan pendekatan investigasi besar dari 70. 2) Kemampuan penalaran matematika siswa perempuan  pada penerapan pendekatan investigasi besar dari 70.
Saran dari penelitian ini adalah 1) Bagi siswa SMPN 2 X Koto Singkarak, agar terbiasa dalam menuliskan ide-ide matematisnya, karena dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis, karena penalaran matematis sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika.  2) Bagi guru Matematika SMPN 2 X Koto Singkarak, agar dapat menerapkan pendekatan investigasi  karena pendekatan investigasi tidak hanya pada materi sistem persamaan linear dua variabel saja tetapi juga bisa diterapkan pada materi matematika lainnya yang sesuai dengan indikator kemampuan penalaran matematika siswa. 3) Bagi penulis-penulis selanjutnya yang berminat menerapkan pendekatan investigasi dalam pembelajaran matematika agar dapat menggunakan media sehingga memudahkan siswa memahami konsep dan mengekspresikan ide-idenya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Al. Krismanto, Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika, Makalah Disampaikan dalam Pelatihan Guru/Pengembang SMU. Yogyakarta: PPPG Matematika, 2003
Ronald E. Walpole, Pengantar Statistika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995

Setiawan, Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Investigasi. Makalah Disampaikan dalam Penulisan Modul Paket Pembinaan Penataran: PPPG Matematika,Yogyakarta, 2006
Sugiyono, Metodologi penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2007