PENERAPAN
PENDEKATAN INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII
SMPN 2 X KOTO SINGKARAK
Oleh:
Riki Sasmi Gusrianto1, Desmita2,
Isra Nurmai Yenti1
1Program Studi Tadris Matematika
Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar,
2Program studi Bimbingan Konseling
Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar
Korespondensi: Jl. Sudirman No.137 Kubu Rajo Lima
Kaum Batusangkar 27213
Email: rikisasmi809@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian
ini didasari oleh permasalahan yang ada di kelas VIII SMPN 2 X Koto Singkarak,
dengan masalahnya yaitu kemampuan penalaran belum menjadi perhatian utama dalam
pembelajaran matematika, kemampuan penalaran matematika siswa masih rendah,
hasil belajar siswa masih rendah serta siswa kurang memaknai pembelajaran yang
dilakukan serta siswa tidak bisa menggali pemahamannya sendiri. Solusi yang
dilakukan adalah menggunakan cara yang mampu mengembangkan kemampuan penalaran
matematika siswa yaitu mengunakan pendekatan investigasi. Penelitian ini
merupakan penelitian pra-eksperimen dengan rancangan
penelitian The One Shot Case Study. Tujuan
penelitian ini yaitu 1) Mengetahui kemampuan
penalaran matematika siswa laki-laki kelas VIII setelah penerapan
pendekatan investigasi di SMPN 2 X Koto Singkarak besar dari 70. 2)
Mengetahui kemampuan penalaran matematika
siswa perempuan kelas VIII setelah penerapan pendekatan investigasi di
SMPN 2 X Koto Singkarak besar dari 70. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
informasi bahwa kemampuan penalaran matematika siswa besar dari 70.
Kata
kunci:
Pendekatan investigasi, kemampuan penalaran matematika
This
research is constituted by about problem which is at SMPN VIII class 2 X Koto
Singkarak, with its problem which is reasoning ability haven't become main
attention in mathematics learning, mathematicses reasoning ability student be
still contemn, students learned result still to contemn and understand reducing student learning that is done and
student can't dig up its own grasp.
Solution that is done is utilize to make the point that can develop
mathematics reasoning ability student which is utilize approaching investigation
. This research constitute research pre experiment with observational
design The One Shot Case Study . To the effect this research which is 1)
Knowing mathematics reasoning ability class male student VIII approaching
implemented afters investigation at SMPN 2 X Koto Singkarak outgrows of 70. 2 )
Know mathematics reasoning abilities class female students VIII approaching
implemented afterses investigation at SMPN 2 X Koto Singkarak outgrows of 70.
Base observational result to be gotten that information mathematicses reasoning
ability student outgrow of 70.
Key word : Approaching investigation
, mathematicses reasoning ability
PENDAHULUAN
Matematika sebagai suatu bagian dari ilmu eksakta merupakan pelajaran
wajib yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Matematika
merupakan bahasa simbolis yang fungsinya praktis untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan antara suatu konsep dengan konsep lainnya. Selain berupa
bahasa simbolis, matematika juga bersifat abstrak.
Melihat kriteria pembelajaran matematika tersebut, maka ada beberapa
kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa. Dalam NCTM dijelaskan bahwa ada lima
kemampuan dasar matematika yakni: The next five standards address the
procesess of problem solving, reasoning and proof, connections, communication
and representation. Kemampuan penalaran matematika merupakan salah satu
dari lima kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika
yang ditetapkan National Council of Teachers of Mathematics yakni
kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan penalaran (reasoning),
kemampuan koneksi (connections), kemampuan komunikasi (communication)
dan kemampuan representasi (representation).
Matematika dan kemampuan penalaran memiliki hubungan yang kuat. Hal ini,
dijelaskan Depdiknas dalam Fajar mengatakan bahwa “materi matematika dan
penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih
melalui belajar matematika”(Fajar,
2004:3). Ini merupakan gambaran hubungan dari dua hal
tersebut, dimana antara matematika dan penalaran memiliki hubungan yang kuat.
Dari hasil observasi dan hasil kerja siswa diketahui
bahwa kemampuan penalaran matematika cukup rendah. Siswa belum mampu menyajikan
pernyataan dalam bentuk model matematika, belum mampu mengajukan dugaan, belum
mampu menemukan pola dan belum mampu menarik kesimpulan dari pernyataan. Siswa
juga belum bisa menginterpretasikan
hasil yang sudah diperolehnya ke dalam pernyataan.
Berdasarkan masalah yang ada di
lapangan, maka guru harus mencari cara yang dapat mengembangkan kemampuan
penalaran matematika siswa salah satunya yaitu mengunakan pendekatan investigasi.
Pendekatan investigasi merupakan suatu suatu proses pembelajaran
yang menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, dan
menentukan strategi untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan, yang
selanjutnya hasil perolehan tersebut dikomunikasikan dan dibandingkan dengan
perolehan siswa lainnya. Pendekatan investigasi menekankan pada
permasalahan yang belum terformulasikan dengan jelas sehingga memungkinkan
perolehan siswa beragam (divergen).
Pendidikan
mempunyai peran yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia. Pendidikan identik dengan upaya manusia untuk
memperoleh ilmu pengetahuan, baik ilmu ekonomi, sosial, budaya, politik dan
sebagainya. Dengan ilmu yang diperoleh melalui pendidikan seseorang bisa
berpikir secara logis sesuai dengan ide-ide dan gagasan-gagasannya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian pra eksperimen. Rancangan penelitian yaitu The One Shot Case Study (Sugiyono,
2007:109). Populasi penelitian adalah siswa kelas SMPN 2 X Koto Singkarak yang
terdiri dari dua kelas. Setelah dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji
kesamaan rata-rata maka sampel dapat dipilih secara acak atau lotting,
sehingga diperoleh kelas VIII.2 sebagai kelas sampel.
Prosedur penelitian dibedakan menjadi
tiga tahap yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
Pada tahap persiapan kegiatan yang dilaksanakan yaitu meninjau sekolah tempat
penelitian, mengajukan surat permohonan penelitian, konsultasi dengan guru
bidang studi, menetapkan jadwal penelitian, meminta data mentah nilai ujian
semester ganjil, menentukan kelas sampel, membuat RPP, membuat kisi-kisi soal
tes, dan memvalidasi instrumen.
Pada tahap pelaksanaan, pada kelas
sampel diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan investigasi
(Setiawan, 2006:10), pendekatan investigasi adalah suatu proses
pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan, mengumpulkan
data, dan menentukan strategi untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan,
yang selanjutnya hasil perolehan tersebut dikomunikasikan dan dibandingkan
dengan perolehan siswa lainnya. Pendekatan investigasi menekankan pada
permasalahan yang belum terformulasikan dengan jelas sehingga memungkinkan
perolehan siswa beragam (divergen). Pembelajarannya dapat dilakukan pada tiga
fase yakni 1) Fase membaca,menerjemahkan dan memahami masalah; 2) Fase pemecahan
masalah; 3) Fase menjawab dan mengkomunikasikan jawaban. Pada tahap
penyelesaian, kelas sampel diberikan tes kemampuan penalaran matematika
kemudian hasil tes tersebut diolah serta dianalisis. Instrumen yang digunakan
adalah tes kemampuan penalaran matematika.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji t (Ronald, 1995:304). Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis
hasil tes kemampuan penalaran matematika siswa dengan menerapkan pendekatan investigasi
besar dari 70. Sebelum uji hipotesis dengan uji t, dilakukan analisis
persyaratan uji berupa uji normalitas dengan bantuan software MINITAB dan
uji homogenitas menggunakan uji chi kuadrat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil kemampuan penalaran matematis
siswa dapat dilihat pada Tabel 1 dan uji hipotesis kelas sampel dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 1. Hasil Rata-Rata, Simpangan Baku dan Variansi Kelas Sampel
Kelas
|
||||||
Laki-laki
|
71
|
8
|
86,23
|
6,633
|
80
|
62
|
Perempuan
|
71,69
|
13
|
9,8
|
10,2
|
93
|
51
|
Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Kelas
|
T
|
kesimpulan
|
||||
Laki-laki
|
71
|
8
|
6,633
|
0,42
|
0,307
|
Hipotesis
diterima
|
Perempuan
|
71,69
|
13
|
10,2
|
1,42
|
Tabel 1 memperlihatkan bahwa penalaran
matematika siswa laki-laki setelah menerapkan pendekatan investigasi besar dari 70,
ini terlihat dari rata-rata hasil tes atau nilai siswa diakhir atau setelah diterapkan pendekatan investigasi besar dari 70 yaitu 71,
Dan kemampuan penalaran matematika siswa perempuan setelah menerapkan
pendekatan investigasi besar dari 70, ini terlihat dari rata-rata
hasil tes atau nilai siswa diakhir atau
setelah diterapkan pendekatan investigasi besar dari 70 yaitu 71,69. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh hipotesis penelitian
yaitu ta = 0,307 jadi, t > ta,
maka hipotesis penelitian diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan penalaran matematika siswa laki-laki dan perempuan dengan penerapan pendekatan
investigasi besar dari 70.
Adanya temuan ini disebabkan oleh
pengaruh penerapan pendekatan investigasi.
Interaksi dalam bentuk persentasi secara pribadi membuat siswa
lebih aktif dalam memikirkan ide-idenya dalam menyelesaikan suatu persoalan. Dengan adanya sikap percaya diri siswa, saling menghargai dan bekerjasama dalam menghadapi permasalahan akan mampu meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi mereka. Dalam pendekatan
investigasi, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap
dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing
sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa.
Menurut Krismanto, Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan
pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman
siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil benar sesuai pengembangan yang
dilalui siswa. Kegiatan belajarnya diawali dengan pemecahan soal-soal atau
masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar
selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru
(Krismanto, 2003:7). Setiawan menyatakan penekanan dalam pendekatan investigasi
adalah pada permasalahannya yang belum terformulasikan dengan jelas sehingga
boleh jadi perolehan siswa beragam (divergen).
Pernyataan diatas
dapat terlihat pada jawaban siswa untuk salah satu soal penalaran matematika “Perhatikan persegi ABCD pada gambar di
samping, tentukan:
a.
Nilai r,
b.
Keliling
persegi ABCD,
c.
Luas
persegi ABCD
Salah satu jawaban siswa untuk soal tersebut terlihat seperti
berikut:
Dari
hasil tes kemampuan penalaran matematika siswa tersebut terlihat bahwa dalam
beberapa soal tersebut sudah tergambar indikator penalaran matematika. Siswa
mampu menggambarkan pernyataan matematika tersebut mampu memberikan alasan dari
jawaban yang dipilihnya.
Penelitian ini memiliki beberapa
kendala. Kendala tersebut adalah: 1) Pada awal
penelitian, penulis mengalami
kesulitan dalam mengorganisasikan siswa. Hal ini terjadi karena siswa belum
terbiasa untuk belajar dengan cara seperti ini. Siswa kebanyakan ragu apa yang
harus dikerjakannya. 2) Pada awal penelitian, penulis kesulitan mengajak siswa untuk menyelesaikan permasalahan
dengan menggunakan fase-fase pendekatan investigasi karena siswa telah terbiasa
menjawab langsung permasalahan yang ada tanpa pertimbangan, padahal jawaban yang dibuat tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan. 3) Ketika pertemuan pertama peneliti kesulitan dalam
membagi waktu sehingga tidak semua siswa yang memilki jawaban berbeda dapat
mempresentasikan jawabannya. 4) Sebagian siswa terlalu lama dalam memahami
permasalahan yang diberikan sehingga menyita banyak waktu. 5) Sebagian siswa
kurang atau tidak terbiasa dengan presentasi karena biasanya siswa hanya
menerima penjelasan dari guru.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan
di kelas VIII SMPN 2 X koto Singkarak, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Kemampuan penalaran matematika siswa laki – laki pada
penerapan pendekatan
investigasi besar
dari 70. 2) Kemampuan penalaran matematika siswa perempuan pada penerapan pendekatan investigasi besar
dari 70.
Saran dari penelitian ini adalah 1) Bagi siswa SMPN 2 X Koto Singkarak, agar terbiasa dalam menuliskan ide-ide matematisnya, karena dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis, karena penalaran matematis
sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika. 2) Bagi guru Matematika
SMPN 2 X Koto Singkarak, agar dapat
menerapkan pendekatan investigasi karena pendekatan investigasi tidak
hanya pada materi sistem persamaan linear dua variabel saja tetapi juga bisa
diterapkan pada materi matematika lainnya yang sesuai dengan indikator
kemampuan penalaran matematika siswa. 3) Bagi penulis-penulis selanjutnya yang
berminat menerapkan pendekatan
investigasi dalam pembelajaran matematika agar dapat menggunakan
media sehingga memudahkan siswa memahami konsep dan mengekspresikan ide-idenya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al. Krismanto, Beberapa
Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika, Makalah
Disampaikan dalam Pelatihan Guru/Pengembang SMU. Yogyakarta: PPPG Matematika,
2003
Ronald E. Walpole, Pengantar
Statistika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995
Setiawan, Model
Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Investigasi. Makalah Disampaikan
dalam Penulisan Modul Paket Pembinaan Penataran: PPPG Matematika,Yogyakarta,
2006
Sugiyono, Metodologi
penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2007