Kamis, 21 Maret 2013

TUGAS PSIKOLOGI

-->
TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU
By : Dr. TASRIL BARTIN, M.Pd

B  E  L A  J  A  R

·         Belajar didefinisikan dalam berbagai arti tetapi secara umum artinya adalah “sebagai suatu perubahan pada individu  yang disebabkan oleh pengalaman” yang terjadi dengan banyak cara, baik disengaja ataupun tidak.
·         Perubahan  perubahan yang disebabkan oleh perkembangan bukanlah contoh belajar misal ; perkembangan badan menjadi lebih tinggi, sifat2 individu yang ada sejak lahir antara lain merasa lapar, reflerk bila kena api dllnya.
·         Tetapi manusia sejak bayi menjadi dewasa belajar banyak dan berkembang terus menerus sehingga kalau bicara belajar sulit memisahkan dengan pembicaraan perkembangan manusia.
·         Salah satu permasalahan  yang dihadapi guru adalah bagaimana supaya siswa mau belajar? Sehingga semua guru mempunyai pandangan atau teori belajar, sehingga strategi mengajar mereka terstructur,
a.    Guru jaman dulu  memompakan pengetahuannya kepada siswa dengan cara terbaik untuk sukses adalah mengulang ulang ( prinsip teori belajar tingkah laku ( behavcioral learning theories)
b.     Kemudian berkembang guru mulai mengubah cara belajar mengajarnya ketika muncul hasil suatu penelitian  yang dikenal dengan Contemporary behaviorist atau dikenal dengan Stimulus dan Respon yaitu melihat lingkungan stimulus dan hasil tingkah laku respon. Disini digambarkan bahwa tingkah laku laku dikontrol kemungkinan mendapat hadiah eksternal atau reinforcement yang ada hubungannya antara respon tingkah laku dan hadiah.
c.    Ahli psikologi kognitif memusatkan perhatian pada siswa sebagai partisipan aktif dalam proses belajar mengajar . bagaimana guru mencoba untuk mengerti bagaimana informasi yang disampaikan kepada siswa dapat diatur dan diproses  dalam ingatan individu siswa
d.    Ahli Psiokologi Humanistic menyatakan bahwa orang “merasa” sama pentingnya dengan orang bertingkah laku atau berpikir, bagaimana seseorang akan belajar untuk mengaktualisasikan dirinya  dari seseorang dengan bidang apa saja yang mereka pilih. Dll.

Dengan banyaknya variasi yang berbeda natar manusia satu dengan lainnya dan tidak sempurnbanya antara teori satu dengan lainnya maka  dapat disimpulkan bahwa belajar :
a.    Tidak ada satupun teori (tingkah laku, kognitif, humanistic dllnya) cocok untuk setiap individu
b.    Tidak ada satupun praktek dan proses belajar mengajar dilandasi teori khusus p(semua rata2 integrasi teori tingkah laku, kognitif, humanistic
c.    Untuk mampu mengintegrasikan ilmu tersebut perlu flexibel, gunakan teori secara luwes kapan sebaiknya digunakan.



A.  TEORI BELAJAR DAN TINGKAH LAKU:

1.    E.L Thorndike  ; The Law Effect.
Teori Thorndike dikenal pula sebagai teori pertautan, pertalian (connectionism) dia berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses “stamping in” diingat, forming, hubungan antara stimulus dan respon.  Percobaan Thordike  mengadakan penelitian intensif pada binatang (Kucing).
                                 

1.       berjalan jalan, disekeliling kurungan, mencakar lantai, meloncat kiri kanan dan tak sengaja menarik tali pembuka pintu.
2.       Diulang lagi kucing membuka pintu lebih cepat.
3.       Setelah beberapa puluh kali kucing masih berlari tetapi memusatkan tingkah lakunya disekeliling tali menarik pintu dan mendapatkan makanan
4.       Setelah kucing merndapat respon yang benar  dan mendapat hadiah , hubungan terjadi secara perlahan untuk memperkuat stimulus dan respon
 
 

 





Dengan belajar dari penelitiannya maka Thordike melihat ada unsur persamaan manusia dengan binatang , hanya kemampuan manusia lebih tinggi ajhirnya disimpulkan bahwa” belajar adalah pembentukan hubungan antara koneksi antara stimulus dan respons dan penyelesaian masalah (problem solving) yang dilakukan melalui trial and error dan semuanya ini dipengartuhi oleh :
·         Reward pernyataan kepuasan dari suatu kejadian. Hukuman tidak penting , hukuman akan memperlemah ikatan  dan tidak mempunyai efek apa2
·         Law exercise (hukum latihan) adalah adanya peningkatan hubungan S dan R , semakin sering R dilaksanakan terhadap S maka  hubungan S dan R makain kuat.banyaknya ulangan, praktek, dril untuk mata pelajaran semua atau tertentu dllnya.
·         The Law Effect (hukum pengaruh) berupa pemberian hadiah langsung, nilai, gambar ditempel ditangan dllnya pujian pujian verbal dllnya adalah penting sekali

2. Ivan Pavlow L1849 – 1936) Clasical Conditioning
Pavlow tidak sengaja menemukan fenomena belajar  selama praktik dengan anjing dalam labnya. Antara lain sbb:
·         Unconditioned Stimulus (US) berupa makanan, perangsang tak bersyarat  atau perangsang alami (dapt memberikan perangsang alami dan stimulus ttt)
·         Unconditioned Respon (UR) atau respon tak bersyarat berupa air liur
·         Conditioned Respon (CR) yaitu perangsang alami yang secara alami  tidak menimbulkan respon tertentu ttp melalui persyaratan ttt dapat menimbulkan respon tertentu misal suara lonceng.
·         Conditioned respon  yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang bersyarat (bel)

Hasil penelitian sebagai berikut:
Sebelum conditioning.
CS (ada bel) ………………………………… tidak ada respon air liur
USC (daging) ………………………………..UCR mengeluarkan air liur.
Selama conditioning.
CS (ada bel) …………………………………
Dan USC (daging) …………………………   UCR mengeluarkan air liur.
Sesudah conditioning.
CS (ada bel) ………………………………… CR  mengeluarkan air liur
·         Setelah dilakukan selama 32 kali maka terbentuklah CR, walaupun CS diubah dengan bentuk lin setelah beberapa waktu CR tetap terbentuk  makin sempurna (reinforcement).
·         Demikian pula apabila CS diulang tidak diikuti dengan penyajian CR makin lama makin hilang (lonceng dibunyikn tanpa diberi daging) (extenction)

3. J.B. Watson: (1878-1958) Conditioning Reflect
Watson mengemukakan bahwa teori Pavlow adalah suatu dasar untuk teori belajar. Dan Watson menyatakan bahwa belajar adalan conditioning reflect (respons) melalui penggantian stimulus kepada yang lain (manusia dilahirkan mempunyai beberapa reflek dan reaksi emosi, ketakutann dan cinta serta marah semuanya ini dikembangkan oleh pembentukan hubungan S dan R baru melalui conditioning
Sebelum conditioning.
CS (ada tikus berjalan) ………………………tidak ada respon (anak tidak takut)
USC (suara keras pintu tertutup rapat) …… ..UCR anak takut mrenangis.
Selama conditioning.
CS (ada tikus) …………………………………      secara bersamaan
Dan USC (suara keras) …………………………   UCR anak takut menangis.
Sesudah conditioning.
CS (ada tikus) ………………………………… CR  takut menangis
Suatu clasical conditioning  akan menyebabkan respon negatif dari siswa  antara lain keadaan kurang menyenangkan, disuruh maju kekelas dllnya, pengalaman ditanya (US) akan mendatangkan UR  sehingga murid takut dllnya.

2.  BF Skinner : Operant Conditioning.
·         Skinner memandang hadiah (reward) sebagai tingkah laku subyektif kurang bagus  atau reinforcement (penguatan) (netral) sebagai unsur yang terpenting dalam proses belajar (perbaikan teori Thorndike)
·         Pavlow menyatakan tingkah laku terjadi adanya stimuli khusus sementara Skinner  tingkah laku demukian hanya sebahagian kecil  dari semua kegiatan.
·         Skinner juga menyatakan adanya hubungan antara tingkah laku dan konsekuensi menyenangkan (maupun tidak menyenangkan), bila dilakukan sesering mungkin  hal ini biasa disebut dengan operant conditioning,
·         Sedangkan bila ada stimulus tertentu yang mendahului disebut dengan respondent conditioning (bel Pavlow) yang terbentuk  dengan penyampaian stimulus yang berulang-ulang dan berpasangan dengan stimulus yang menimbulkan respondent

Percobaan Skinner dilakukan pada tikus  yang dibuat lapar diletakkan dalam kotak, dengan asumsi bila lapar ada motivasi untuk keluar mencari makan .

1.    Tikus berlari dan tidak sengaja menekan tombol, kemudian banyaknya penekanan per satuan waktu dihitung sebagai tingkat operant penekanan sebelum terbentuk operant conditioning.

2.    Setelah operant tahu, kemudian diaktifkan alat pemberi makan setiap ditekan makanan jatuh ketempat makan, tikus terdorong untuk menekan tonjolan supaya dapat makanan

3.    Kecepatan penekanan berkurang apabila makanan tikak muncul ( operant respon mengalami extention karena tidak ada reinforcement
 


 



Dasar operant conditioning dalam proses belajar mengajar adalah  untuk memastikan respons terhadap stimuli, guru harus sesegera mungkin untuk memberikan reinforcement segera sesudah siswa merespon , untuk itu perbaikilah kemampuan me reirced mengembalikan, mendiskusikan pekerjaan kepada siswa setelah diperiksa dan dinilai semua tingkah laku yang menghasilkan perkembangan sikap yang baik terhadap belajar antara lain:

1). Generalisasi.
Generalisasi adalah kecenderungan  manusia untuk memberikan respon tidak saja terhadap stimulus yang dilatih tetapi juga terhadap stimulus yang berhubungan ,
·         CR terhadap suatu CS telah terbentuk
·         Stimuli yang mirid CS akan membentuk CR juga
·         Makain mirid CS baru dengan CS yang menimbulkan CR makain sempurna subsitusi CS.
·         Contoh program yang berhasil duterapkan dikelas biologi mudah untuk diterapkan dikelas bahasa.

2). Diskriminasi
Diskriminasi adalah belajar merespon terhadap stimulus dan tidak memberikan respons terhadap stimulus lain, walaupun stimulus itu berhubungan dengan stimulus pertama. Contoh,  semua huruf angka, kata kata dan simbol2 matematika adalah diskriminasi stimuli antara lain sbb:
·         Anak kecil membedakan huruf b dan d
·         Anak dewasa membedakan kata efektif dan efisien



Thanks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar