Senin, 14 November 2011

MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS


PENDAHULUAN

Made Pidarta mengatakan bahwa pengelolaan kelasadalah proses seleksi dan pengunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara system/organisasi kelas. Sehingga anak didik dapat memenfaatkan kemampuan, bakat, dan energinya pada tugas-tugas individual. Menurut Sudirman pengelolaan kelas merupakan upaya dalammendayagunakan potensi kelas. Jadi pengelolaan kelas adalah suatu upaya memperdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimalmungkin untuk mendukung proses interaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengalaman diantara pengajar dalam proses pembalajaran menunjukkan bahwa ada pada beberapa sekolah model pengajarannya mengkondisikan muridnya disibukkan olehkegiatan-kegiatan yang kurang perlu seperti mencatat bahan pelajaran yang sudah ada dalam buku,menceritakan hal-hal yang tidak perlu dan sebagainya. Sering pula ditemukan waktu kontak antara guru dengan murid tidak dimanfaatkan dengan baik, guru lebih suka memaksakan kehendaknya dalam belajar murid nya sesuai dengan keinginan nya dan ada juga guru untuk memudahkan kerjanya meminta salah seorang muridnya untuk mencatat di papan tulis kemudian murid lain nya mencatat apa yang dicatat di papan tulis dan kegiatan-kegiatan lainnya yang kurang perlu. Sedangkan gutu yang bersangkutan istirahat diruang guru atau duduk di kelas asik dengan kegiatan nya sendiri. Model mengajar seperti ini tentu saja di pandang tidak mendidik dan guru tersebut tidak dapat menata ruang kelas dengan baik sehingga guru tersebut tidak bias dikatakan sebagai guru professional.








BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS

  1. PENYEBAB MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS
Factor-faktor penyebab masalah dalam manajemen kelas, yaitu[1]:
1.        Pengelompokan ( pandai,sedang, bodoh ), kelompok bodoh akan menjadi sumber negative ataupun penolakan.
2.        Karakteristik individual, seperti kemampuan kurang, ketidakpuasan atau dari latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi kemampuannya.
3.        Kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru dan bahkan mereka membuat norma sendiri yang tidak sesuai dengan harapan sekolah.
4.        Dalam latihan diharapkan semua anak didik tenang dan bekerja sepanjang jam pelajaran, kalau ada interupsi atau interaksi mungkon mereka akan merasa tegang atau cemas.
5.        Dari organisasi kurikulum tentang tim teaching, misalnya anak didik pergi dari satu guru keguru yang lain dan dari kelompok yang satu kekelompok yang lain, sehingga tenaga mereka banyak dipakai untuk berjalan dan untuk menyesuaikan diri berkali-kali.

  1. MASALAH-MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS
Pengelolaan kelas diperlikan karena dari hari kehari dan bahkan dari waktu kewaktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemaren terjadi persaingan yang sehat di dalam kelompok, sebalik nya di masa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Karena itu kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap mental dan emosioanal anak didik.
Menciptakan suasana belajar yang menggairahkan perlu memperhatikan pengaturan atau penataan ruang belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak didik duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluas. Guru adalah pendidik yang membelajarkan siswa. Dalam usaha pembelajaran siswa maka guru melakukan pengorganisaian belajar, penyajian bahan belajar dengan pendekatan pembelajaran tertentu dan melakukan evaluasi hasil belajar.

  1. KLASIFIKASI MASALAH-MASALAH MANAJEMEN KELAS
1.        Masalah-Masalah Intern Belajar[2].
a.    Sikap Terhadap Belajar.
Adanya penilaian tentang sesuatu termasuk belajar, mengakibatkan tejadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. Akibatnaya kesempatan belajar akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian. Oleh karma itu siswa harua mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap belajar.
b.    Motifasi Belajar.
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Karma itu motivasi belajar dalam diri siswa harus dipupuk terus-menerus.
c.    Konsentrasi Belajar.
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran guru harus mengunakan bermacam-macam strategi belajar-mengajar dam mempertimbangkan waktu belajar serta selingan istirahat.
d.   Mengolah Bahan Belajar.
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Jika siswa memiliki sikap aktif belajar maka mudahlah bagi siswa tersebut untuk mengolah bahan belajar yang diberikan oleh guru tapi jika siswa tersebut cendrung pasif dalam belajar maka sulitlah baginya untuk mengolah bahan belajar yang diberikan oleh guru.
e.    Menyimpan Perolehan Hasil Belajar.
Menyimpan perolehan hasil belajar meripakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan dapat berlangsung dalam waktu pendek dan dalam waktu panjang, kemampuan menyimpan dalam waktu pendek berarti hasil belajar akan mudah dilupakan oleh siswa tapi kemampuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar akan tetap dimiliki siswa dalam waktu yang lama.
f.     Mengali Hasil Belajar Yang Tersimpan.
Mengali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima. Ada kalanya siswa mengalami ganguan dalam mengali pesan dan kesan lama, hala ini disebabakan karma kesukaran penerimaan, pengolahan dan penyimpanan yang terjadi dlam diri siswa.
g.    Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar.
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Tidak semua siswa memiliki prestasi yang baik karma mereka memiliki ganguan dalam proses-proses penerimaan, pengaktifan, pengolahan, penyimpanan, serta pemengil untuk membangkitkan pesan dan pengalaman, hal ini menyebabkan siswa tersebut tidak berprestasi dalam belajar.
h.    Rasa Percaya Diri Siswa.
Kegagalan yang terjadi berulang-ulang kali dapat menimbulkan rasa tedak percaya diri. Bila rasa tidak percaya diri sangat kuat, maka siswa tersebut akan memiliki rasa takut dalam belajar dan hal ini sangat mengangu dalam belajar.
i.      Kebiasaan belajar.
Dalam kegiatan sehari-hari banyak ditemukan kebiasaan belajar siswa yang kurang baik, seperti belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar dan sebagainya. Hal ini menyebabkan siswa tidak memiliki prestasi dalam belajar.

2.        Masalah-Masalah Ekstern Belajar.
a.    Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar.
Guru adalah pengajar dan pendidik. Jika seorang guru tidak dapat memahami fungsinya sebagai seorang pendidik dan berkehendak semaunya saja maka hal ini akan mengangu siswa dalam proses belajar juga dapat menimbulkan rasa bosan dan jenuh pada siswa.
b.    Prasarana dan Sarana Pembelajaran.
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran disekolah dapat menyebabkan kondisi belajar mengajar berlansung dengan baik, tapi sebaliknya jika prasarana dan sarana pembelajaran disekolah tidak memadai akan menimbulkan ganguan dalam proses belajar dan mengajar.
c.    Lingkungan Social Siswa Disekolah.
Siswa-siswa disekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan yang disebut dengan lingkungan social sekolah. Jika seorang siswa diterima dengan baik dalm suatu lingkungan social sekolah maka dia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar dengan tenang, sebaliknya jika dia ditolak, maka dia akan merasa tertekan dan akan mengangu proses belajarnya.
d.   Kurikulum Sekolah.
Perubahan kurikulum yang terjadi di sekolah dapat menimbulkan tujuan yang akan dicapai mungkin bias berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar-mengajar berubah, evaluasi juga berubah, akibatnya guru akan mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar yang baru. Bila evaluasi berubah, maka siswa akan mempelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan ukuran lulusan yang baru.

3.        Masalah-masalah manajemen kelas yang berhubungan dengan prilaku anak didik adalah[3]:
a.        Kurang kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok kecil.
b.       Tidak adanya standar prilaku dalam bekerja kelompok.
c.        Reaksi negative terhadap anggota kelompok.
d.       Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya.
e.        Mudah mereaksi ke hal-hal yang negative.
f.        Moral rendah, permusuhan, agresif.
g.       Tidak mampu menyesiaikan dengan lingkungan yang berubah.









BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Pengelolaan kelas adalah suatu upaya memperdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimalmungkin untuk mendukung proses interaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Factor-faktor penyebab masalah dalam manajemen kelas, yaitu:
1.      Pengelompokan.
2.      Karakteristik individual.
3.      Kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak seperti dia.
4.      Dari organisasi kurikulum tentang tim teaching.
Masalah-Masalah Intern Belajar.
1.Sikap Terhadap Belajar.
2.Motifasi Belajar.
3.Konsentrasi Belajar
4.Mengolah Bahan Belajar.
5.Menyimpan Perolehan Hasil Belajar.
6.Mengali Hasil Belajar Yang Tersimpan.
7.Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar.
8.Rasa Percaya Diri Siswa.
9.Kebiasaan belajar.
Masalah-Masalah Ekstern Belajar.
1.Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar.
2.Prasarana dan Sarana Pembelajaran.
3.Lingkungan Social Siswa Disekolah.
4.Kurikulum Sekolah.
  1. SARAN
Jadi seorang guru yang professional harus bisa mengelola kelas dengan baik dan dapat meminimalkan masalah-masalah yang terjadi dalam pengelolaan kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah, guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. 2005. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syaiful Sagala, konsep dan makna pembelajaran. 2006. Bandung: CV. Alfabeta.
Dimyati, Mudjiono, belajar dan pembelajaran. 2006. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


[1] Syaiful Bahri Djamarah, guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. 2005. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

[2] Dimyati, Mudjiono, belajar dan pembelajaran. 2006. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

[3] Op-cit Syaiful Bahri Djamarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar